Al-Gasyiyah

Hari Kiamat

26 Ayat
Mekah
Surat ke-88
1
Ayat 1
هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ الْغَاشِيَةِۗ
Hal atāka ḥadīṡul-gāsyiyah(ti).
Terjemahan:
Sudahkah sampai kepadamu berita tentang al-Gāsyiyah (hari Kiamat yang menutupi kesadaran manusia dengan kedahsyatannya)?
Tafsir Ayat 1
Allah menyindir penduduk neraka dengan mengatakan, "Sudahkah sampai kepada kamu berita tentang hari Kiamat."
2
Ayat 2
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ خَاشِعَةٌ ۙ
Wujūhuy yauma'iżin khāsyi‘ah(tun).
Terjemahan:
Pada hari itu banyak wajah yang tertunduk hina
Tafsir Ayat 2
Kemudian Allah menjelaskan bahwa manusia ketika itu terbagi dua, yaitu golongan orang kafir dan golongan orang mukmin. Golongan orang kafir ketika melihat kedahsyatan yang terjadi ketika itu, menjadi tertunduk dan merasa terhina. Allah berfirman: Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin." (as-Sajdah/32: 12) Dan firman Allah: Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tertunduk karena (merasa) hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata, "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat." Ingatlah, sesungguhnya orang-orang zalim itu berada dalam azab yang kekal. (asy-Syura/42: 45)
3
Ayat 3
عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ ۙ
‘Amilatun nāṣibah(tun).
Terjemahan:
(karena) berusaha keras (menghindari azab neraka) lagi kepayahan (karena dibelenggu).
Tafsir Ayat 3
Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir itu semasa hidup di dunia bekerja dengan rajin dan sungguh-sungguh. Akan tetapi, perbuatan mereka itu tidak diterima karena mereka tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, yang merupakan syarat utama untuk diterimanya perbuatan dan mendapat ganjaran-Nya.
4
Ayat 4
تَصْلٰى نَارًا حَامِيَةً ۙ
Taṣlā nāran ḥāmiyah(tan).
Terjemahan:
Mereka memasuki api (neraka) yang sangat panas.
Tafsir Ayat 4
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir akan dimasukkan ke dalam neraka. Bila mereka meminta air karena haus, maka mereka diberi air bersumber dari mata air yang sangat panas. Bila mereka meminta makan, maka diberi makanan yang jelek, yang tidak ada artinya. Allah berfirman: Dan tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah. (al-haqqah/69: 36) Dan firman Allah: Kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan! pasti akan memakan pohon zaqqum. (al-Waqi'ah/56: 51-52) Dalam ayat lain Allah berfirman: Sungguh pohon zaqqum itu, makanan bagi orang yang banyak dosa. (ad-Dukhan/44: 43-44)
5
Ayat 5
تُسْقٰى مِنْ عَيْنٍ اٰنِيَةٍ ۗ
Tusqā min ‘ainin āniyah(tin).
Terjemahan:
(Mereka) diberi minum dari sumber mata air yang sangat panas.
Tafsir Ayat 5
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir akan dimasukkan ke dalam neraka. Bila mereka meminta air karena haus, maka mereka diberi air bersumber dari mata air yang sangat panas. Bila mereka meminta makan, maka diberi makanan yang jelek, yang tidak ada artinya. Allah berfirman: Dan tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah. (al-haqqah/69: 36) Dan firman Allah: Kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan! pasti akan memakan pohon zaqqum. (al-Waqi'ah/56: 51-52) Dalam ayat lain Allah berfirman: Sungguh pohon zaqqum itu, makanan bagi orang yang banyak dosa. (ad-Dukhan/44: 43-44)
6
Ayat 6
لَيْسَ لَهُمْ طَعَامٌ اِلَّا مِنْ ضَرِيْعٍۙ
Laisa lahum ṭa‘āmun illā min ḍarī‘(in).
Terjemahan:
Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri,
Tafsir Ayat 6
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir akan dimasukkan ke dalam neraka. Bila mereka meminta air karena haus, maka mereka diberi air bersumber dari mata air yang sangat panas. Bila mereka meminta makan, maka diberi makanan yang jelek, yang tidak ada artinya. Allah berfirman: Dan tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah. (al-haqqah/69: 36) Dan firman Allah: Kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan! pasti akan memakan pohon zaqqum. (al-Waqi'ah/56: 51-52) Dalam ayat lain Allah berfirman: Sungguh pohon zaqqum itu, makanan bagi orang yang banyak dosa. (ad-Dukhan/44: 43-44)
7
Ayat 7
لَّا يُسْمِنُ وَلَا يُغْنِيْ مِنْ جُوْعٍۗ
Lā yusminu wa lā yugnī min jū‘(in).
Terjemahan:
yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.
Tafsir Ayat 7
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir akan dimasukkan ke dalam neraka. Bila mereka meminta air karena haus, maka mereka diberi air bersumber dari mata air yang sangat panas. Bila mereka meminta makan, maka diberi makanan yang jelek, yang tidak ada artinya. Allah berfirman: Dan tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah. (al-haqqah/69: 36) Dan firman Allah: Kemudian sesungguhnya kamu, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan! pasti akan memakan pohon zaqqum. (al-Waqi'ah/56: 51-52) Dalam ayat lain Allah berfirman: Sungguh pohon zaqqum itu, makanan bagi orang yang banyak dosa. (ad-Dukhan/44: 43-44)
8
Ayat 8
وُجُوْهٌ يَّوْمَىِٕذٍ نَّاعِمَةٌ ۙ
Wujūhuy yauma'iżin nā‘imah(tun).
Terjemahan:
Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri,
Tafsir Ayat 8
Allah menerangkan bahwa di dalam surga, muka orang mukmin berseri penuh kegembiraan. Mereka merasa senang melihat hasil usaha mereka yang mendapat keridaan Allah yang kemudian mendapat imbalan surga yang diidam-idamkan. (10-16) Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan keadaan surga: 1.Surga tempatnya bernilai tinggi, lebih tinggi dari nilai tempat-tempat yang lain. 2.Di dalamnya tidak terdengar perkataan yang tidak berguna, sebab tempat itu adalah tempat orang-orang yang dikasihi Allah. 3.Di dalamnya terdapat mata air yang mengalirkan air bersih yang menarik pandangan bagi siapa saja yang melihatnya. 4.Di dalamnya terdapat mahligai yang tinggi. 5.Di dekat mereka tersedia gelas-gelas yang berisi minuman yang sudah siap diminum. 6.Di dalamnya terdapat bantal-bantal tersusun yang dapat dipergunakan menurut selera mereka, duduk di atasnya atau dipakai untuk bersandar dan sebagainya. 7.Di sana terdapat pula permadani yang indah dan terhampar pada setiap tempat. 8.Terdapat segala macam kenikmatan rohani dan jasmani yang jauh dari yang dapat kita bayangkan.
9
Ayat 9
لِّسَعْيِهَا رَاضِيَةٌ ۙ
Lisa‘yihā rāḍiyah(tun).
Terjemahan:
merasa puas karena usahanya.
Tafsir Ayat 9
Allah menerangkan bahwa di dalam surga, muka orang mukmin berseri penuh kegembiraan. Mereka merasa senang melihat hasil usaha mereka yang mendapat keridaan Allah yang kemudian mendapat imbalan surga yang diidam-idamkan. (10-16) Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan keadaan surga: 1.Surga tempatnya bernilai tinggi, lebih tinggi dari nilai tempat-tempat yang lain. 2.Di dalamnya tidak terdengar perkataan yang tidak berguna, sebab tempat itu adalah tempat orang-orang yang dikasihi Allah. 3.Di dalamnya terdapat mata air yang mengalirkan air bersih yang menarik pandangan bagi siapa saja yang melihatnya. 4.Di dalamnya terdapat mahligai yang tinggi. 5.Di dekat mereka tersedia gelas-gelas yang berisi minuman yang sudah siap diminum. 6.Di dalamnya terdapat bantal-bantal tersusun yang dapat dipergunakan menurut selera mereka, duduk di atasnya atau dipakai untuk bersandar dan sebagainya. 7.Di sana terdapat pula permadani yang indah dan terhampar pada setiap tempat. 8.Terdapat segala macam kenikmatan rohani dan jasmani yang jauh dari yang dapat kita bayangkan.
10
Ayat 10
فِيْ جَنَّةٍ عَالِيَةٍۙ
Fī jannatin ‘āliyah(tin).
Terjemahan:
(Mereka) dalam surga yang tinggi.
Tafsir Ayat 10
Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan keadaan surga: 1.Surga tempatnya bernilai tinggi, lebih tinggi dari nilai tempat-tempat yang lain. 2.Di dalamnya tidak terdengar perkataan yang tidak berguna, sebab tempat itu adalah tempat orang-orang yang dikasihi Allah. 3.Di dalamnya terdapat mata air yang mengalirkan air bersih yang menarik pandangan bagi siapa saja yang melihatnya. 4.Di dalamnya terdapat mahligai yang tinggi. 5.Di dekat mereka tersedia gelas-gelas yang berisi minuman yang sudah siap diminum. 6.Di dalamnya terdapat bantal-bantal tersusun yang dapat dipergunakan menurut selera mereka, duduk di atasnya atau dipakai untuk bersandar dan sebagainya. 7.Di sana terdapat pula permadani yang indah dan terhampar pada setiap tempat. 8.Terdapat segala macam kenikmatan rohani dan jasmani yang jauh dari yang dapat kita bayangkan.
11
Ayat 11
لَّا تَسْمَعُ فِيْهَا لَاغِيَةً ۗ
Lā tasama‘u fīhā lāgiyah(tan).
Terjemahan:
Di sana kamu tidak mendengar (perkataan) yang tidak berguna.
Tafsir Ayat 11
Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan keadaan surga: 1.Surga tempatnya bernilai tinggi, lebih tinggi dari nilai tempat-tempat yang lain. 2.Di dalamnya tidak terdengar perkataan yang tidak berguna, sebab tempat itu adalah tempat orang-orang yang dikasihi Allah. 3.Di dalamnya terdapat mata air yang mengalirkan air bersih yang menarik pandangan bagi siapa saja yang melihatnya. 4.Di dalamnya terdapat mahligai yang tinggi. 5.Di dekat mereka tersedia gelas-gelas yang berisi minuman yang sudah siap diminum. 6.Di dalamnya terdapat bantal-bantal tersusun yang dapat dipergunakan menurut selera mereka, duduk di atasnya atau dipakai untuk bersandar dan sebagainya. 7.Di sana terdapat pula permadani yang indah dan terhampar pada setiap tempat. 8.Terdapat segala macam kenikmatan rohani dan jasmani yang jauh dari yang dapat kita bayangkan.
12
Ayat 12
فِيْهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ ۘ
Fīhā ‘ainun jāriyah(tun).
Terjemahan:
Di sana ada mata air yang mengalir.
Tafsir Ayat 12
Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan keadaan surga: 1.Surga tempatnya bernilai tinggi, lebih tinggi dari nilai tempat-tempat yang lain. 2.Di dalamnya tidak terdengar perkataan yang tidak berguna, sebab tempat itu adalah tempat orang-orang yang dikasihi Allah. 3.Di dalamnya terdapat mata air yang mengalirkan air bersih yang menarik pandangan bagi siapa saja yang melihatnya. 4.Di dalamnya terdapat mahligai yang tinggi. 5.Di dekat mereka tersedia gelas-gelas yang berisi minuman yang sudah siap diminum. 6.Di dalamnya terdapat bantal-bantal tersusun yang dapat dipergunakan menurut selera mereka, duduk di atasnya atau dipakai untuk bersandar dan sebagainya. 7.Di sana terdapat pula permadani yang indah dan terhampar pada setiap tempat. 8.Terdapat segala macam kenikmatan rohani dan jasmani yang jauh dari yang dapat kita bayangkan.
13
Ayat 13
فِيْهَا سُرُرٌ مَّرْفُوْعَةٌ ۙ
Fīhā sururum marfū‘ah(tun).
Terjemahan:
Di sana ada (pula) dipan-dipan yang ditinggikan,
Tafsir Ayat 13
Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan keadaan surga: 1.Surga tempatnya bernilai tinggi, lebih tinggi dari nilai tempat-tempat yang lain. 2.Di dalamnya tidak terdengar perkataan yang tidak berguna, sebab tempat itu adalah tempat orang-orang yang dikasihi Allah. 3.Di dalamnya terdapat mata air yang mengalirkan air bersih yang menarik pandangan bagi siapa saja yang melihatnya. 4.Di dalamnya terdapat mahligai yang tinggi. 5.Di dekat mereka tersedia gelas-gelas yang berisi minuman yang sudah siap diminum. 6.Di dalamnya terdapat bantal-bantal tersusun yang dapat dipergunakan menurut selera mereka, duduk di atasnya atau dipakai untuk bersandar dan sebagainya. 7.Di sana terdapat pula permadani yang indah dan terhampar pada setiap tempat. 8.Terdapat segala macam kenikmatan rohani dan jasmani yang jauh dari yang dapat kita bayangkan.
14
Ayat 14
وَّاَكْوَابٌ مَّوْضُوْعَةٌ ۙ
Wa akwābum mauḍū‘ah(tun).
Terjemahan:
gelas-gelas yang tersedia (di dekatnya),
Tafsir Ayat 14
Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan keadaan surga: 1.Surga tempatnya bernilai tinggi, lebih tinggi dari nilai tempat-tempat yang lain. 2.Di dalamnya tidak terdengar perkataan yang tidak berguna, sebab tempat itu adalah tempat orang-orang yang dikasihi Allah. 3.Di dalamnya terdapat mata air yang mengalirkan air bersih yang menarik pandangan bagi siapa saja yang melihatnya. 4.Di dalamnya terdapat mahligai yang tinggi. 5.Di dekat mereka tersedia gelas-gelas yang berisi minuman yang sudah siap diminum. 6.Di dalamnya terdapat bantal-bantal tersusun yang dapat dipergunakan menurut selera mereka, duduk di atasnya atau dipakai untuk bersandar dan sebagainya. 7.Di sana terdapat pula permadani yang indah dan terhampar pada setiap tempat. 8.Terdapat segala macam kenikmatan rohani dan jasmani yang jauh dari yang dapat kita bayangkan.
15
Ayat 15
وَّنَمَارِقُ مَصْفُوْفَةٌ ۙ
Wa namāriqu maṣfūfah(tun).
Terjemahan:
bantal-bantal sandaran yang tersusun,
Tafsir Ayat 15
Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan keadaan surga: 1.Surga tempatnya bernilai tinggi, lebih tinggi dari nilai tempat-tempat yang lain. 2.Di dalamnya tidak terdengar perkataan yang tidak berguna, sebab tempat itu adalah tempat orang-orang yang dikasihi Allah. 3.Di dalamnya terdapat mata air yang mengalirkan air bersih yang menarik pandangan bagi siapa saja yang melihatnya. 4.Di dalamnya terdapat mahligai yang tinggi. 5.Di dekat mereka tersedia gelas-gelas yang berisi minuman yang sudah siap diminum. 6.Di dalamnya terdapat bantal-bantal tersusun yang dapat dipergunakan menurut selera mereka, duduk di atasnya atau dipakai untuk bersandar dan sebagainya. 7.Di sana terdapat pula permadani yang indah dan terhampar pada setiap tempat. 8.Terdapat segala macam kenikmatan rohani dan jasmani yang jauh dari yang dapat kita bayangkan.
16
Ayat 16
وَّزَرَابِيُّ مَبْثُوْثَةٌ ۗ
Wa zarābiyyu mabṡūṡah(tun).
Terjemahan:
dan permadani-permadani yang terhampar.
Tafsir Ayat 16
Dalam ayat-ayat berikut ini, Allah menerangkan keadaan surga: 1.Surga tempatnya bernilai tinggi, lebih tinggi dari nilai tempat-tempat yang lain. 2.Di dalamnya tidak terdengar perkataan yang tidak berguna, sebab tempat itu adalah tempat orang-orang yang dikasihi Allah. 3.Di dalamnya terdapat mata air yang mengalirkan air bersih yang menarik pandangan bagi siapa saja yang melihatnya. 4.Di dalamnya terdapat mahligai yang tinggi. 5.Di dekat mereka tersedia gelas-gelas yang berisi minuman yang sudah siap diminum. 6.Di dalamnya terdapat bantal-bantal tersusun yang dapat dipergunakan menurut selera mereka, duduk di atasnya atau dipakai untuk bersandar dan sebagainya. 7.Di sana terdapat pula permadani yang indah dan terhampar pada setiap tempat. 8.Terdapat segala macam kenikmatan rohani dan jasmani yang jauh dari yang dapat kita bayangkan.
17
Ayat 17
اَفَلَا يَنْظُرُوْنَ اِلَى الْاِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْۗ
Afalā yanẓurūna ilal-ibili kaifa khuliqat.
Terjemahan:
Tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan?
Tafsir Ayat 17
Dalam ayat-ayat ini, Allah mempertanyakan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta, yang ada di depan mata mereka dan dipergunakan setiap waktu, diciptakan. Bagaimana pula langit yang berada di tempat yang tinggi tanpa tiang; bagaimana gunung-gunung dipancangkan dengan kukuh, tidak bergoyang dan dijadikan petunjuk bagi orang yang dalam perjalanan. Di atasnya terdapat danau dan mata air yang dapat dipergunakan untuk keperluan manusia, mengairi tumbuh-tumbuhan, dan memberi minum binatang ternak. Bagaimana pula bumi dihamparkan sebagai tempat tinggal bagi manusia. Apabila mereka telah memperhatikan semua itu dengan seksama, tentu mereka akan mengakui bahwa penciptanya dapat membangkitkan manusia kembali pada hari Kiamat.
18
Ayat 18
وَاِلَى السَّمَاۤءِ كَيْفَ رُفِعَتْۗ
Wa ilas-samā'i kaifa rufi‘at.
Terjemahan:
Bagaimana langit ditinggikan?
Tafsir Ayat 18
Dalam ayat-ayat ini, Allah mempertanyakan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta, yang ada di depan mata mereka dan dipergunakan setiap waktu, diciptakan. Bagaimana pula langit yang berada di tempat yang tinggi tanpa tiang; bagaimana gunung-gunung dipancangkan dengan kukuh, tidak bergoyang dan dijadikan petunjuk bagi orang yang dalam perjalanan. Di atasnya terdapat danau dan mata air yang dapat dipergunakan untuk keperluan manusia, mengairi tumbuh-tumbuhan, dan memberi minum binatang ternak. Bagaimana pula bumi dihamparkan sebagai tempat tinggal bagi manusia. Apabila mereka telah memperhatikan semua itu dengan seksama, tentu mereka akan mengakui bahwa penciptanya dapat membangkitkan manusia kembali pada hari Kiamat.
19
Ayat 19
وَاِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْۗ
Wa ilal-jibāli kaifa nuṣibat.
Terjemahan:
Bagaimana gunung-gunung ditegakkan?
Tafsir Ayat 19
Dalam ayat-ayat ini, Allah mempertanyakan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta, yang ada di depan mata mereka dan dipergunakan setiap waktu, diciptakan. Bagaimana pula langit yang berada di tempat yang tinggi tanpa tiang; bagaimana gunung-gunung dipancangkan dengan kukuh, tidak bergoyang dan dijadikan petunjuk bagi orang yang dalam perjalanan. Di atasnya terdapat danau dan mata air yang dapat dipergunakan untuk keperluan manusia, mengairi tumbuh-tumbuhan, dan memberi minum binatang ternak. Bagaimana pula bumi dihamparkan sebagai tempat tinggal bagi manusia. Apabila mereka telah memperhatikan semua itu dengan seksama, tentu mereka akan mengakui bahwa penciptanya dapat membangkitkan manusia kembali pada hari Kiamat.
20
Ayat 20
وَاِلَى الْاَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْۗ
Wa ilal-arḍi kaifa suṭiḥat.
Terjemahan:
Bagaimana pula bumi dihamparkan?
Tafsir Ayat 20
Dalam ayat-ayat ini, Allah mempertanyakan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta, yang ada di depan mata mereka dan dipergunakan setiap waktu, diciptakan. Bagaimana pula langit yang berada di tempat yang tinggi tanpa tiang; bagaimana gunung-gunung dipancangkan dengan kukuh, tidak bergoyang dan dijadikan petunjuk bagi orang yang dalam perjalanan. Di atasnya terdapat danau dan mata air yang dapat dipergunakan untuk keperluan manusia, mengairi tumbuh-tumbuhan, dan memberi minum binatang ternak. Bagaimana pula bumi dihamparkan sebagai tempat tinggal bagi manusia. Apabila mereka telah memperhatikan semua itu dengan seksama, tentu mereka akan mengakui bahwa penciptanya dapat membangkitkan manusia kembali pada hari Kiamat.
21
Ayat 21
فَذَكِّرْۗ اِنَّمَآ اَنْتَ مُذَكِّرٌۙ
Fa żakkir, innamā anta mużakkir(un).
Terjemahan:
Maka, berilah peringatan karena sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.
Tafsir Ayat 21
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad agar memberi peringatan dan petunjuk serta menyampaikan agama-Nya kepada umat manusia, karena tugasnya tidak lain hanyalah memberi peringatan dengan menyampaikan kabar gembira dan kabar yang menakutkan.
22
Ayat 22
لَّسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍۙ
Lasta ‘alaihim bimusaiṭir(in).
Terjemahan:
Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.
Tafsir Ayat 22
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad tidak berkuasa menjadikan seseorang beriman. Akan tetapi, Allah-lah yang berkuasa menjadikan manusia beriman. Sementara itu, barang siapa yang berpaling dengan mengingkari kebenaran petunjuk Nabi-Nya, niscaya Allah menghukumnya. Allah berfirman: Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman? (Yunus/10: 99) Dan Allah berfirman: Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan engkau (Muhammad) bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka berilah peringatan dengan Al-Qur'an kepada siapa pun yang takut kepada ancaman-Ku. (Qaf/50: 45) Berkaitan dengan hal itu, para juru dakwah cukup menyampaikan pesan-pesan Al-Qur'an dan hadis Nabi sambil mengajak setiap manusia untuk beriman dan beramal saleh, serta masuk ke dalam agama Islam secara keseluruhan (kaffah). Penampilan dan metode dakwah perlu dengan cara yang baik dan tidak boleh bersikap memaksa, sebagaimana firman Allah: Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. (al-Baqarah/2: 256) Dan Allah berfirman: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (an-Nahl/16: 125)
23
Ayat 23
اِلَّا مَنْ تَوَلّٰى وَكَفَرَۙ
Illā man tawallā wa kafar(a).
Terjemahan:
Akan tetapi, orang yang berpaling dan kufur,
Tafsir Ayat 23
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad tidak berkuasa menjadikan seseorang beriman. Akan tetapi, Allah-lah yang berkuasa menjadikan manusia beriman. Sementara itu, barang siapa yang berpaling dengan mengingkari kebenaran petunjuk Nabi-Nya, niscaya Allah menghukumnya. Allah berfirman: Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman? (Yunus/10: 99) Dan Allah berfirman: Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan engkau (Muhammad) bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka berilah peringatan dengan Al-Qur'an kepada siapa pun yang takut kepada ancaman-Ku. (Qaf/50: 45) Berkaitan dengan hal itu, para juru dakwah cukup menyampaikan pesan-pesan Al-Qur'an dan hadis Nabi sambil mengajak setiap manusia untuk beriman dan beramal saleh, serta masuk ke dalam agama Islam secara keseluruhan (kaffah). Penampilan dan metode dakwah perlu dengan cara yang baik dan tidak boleh bersikap memaksa, sebagaimana firman Allah: Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. (al-Baqarah/2: 256) Dan Allah berfirman: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (an-Nahl/16: 125)
24
Ayat 24
فَيُعَذِّبُهُ اللّٰهُ الْعَذَابَ الْاَكْبَرَۗ
Fa yu‘ażżibuhullāhul-‘ażābal-akbar(a).
Terjemahan:
Allah akan mengazabnya dengan azab yang paling besar.
Tafsir Ayat 24
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Nabi Muhammad tidak berkuasa menjadikan seseorang beriman. Akan tetapi, Allah-lah yang berkuasa menjadikan manusia beriman. Sementara itu, barang siapa yang berpaling dengan mengingkari kebenaran petunjuk Nabi-Nya, niscaya Allah menghukumnya. Allah berfirman: Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman? (Yunus/10: 99) Dan Allah berfirman: Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan engkau (Muhammad) bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka berilah peringatan dengan Al-Qur'an kepada siapa pun yang takut kepada ancaman-Ku. (Qaf/50: 45) Berkaitan dengan hal itu, para juru dakwah cukup menyampaikan pesan-pesan Al-Qur'an dan hadis Nabi sambil mengajak setiap manusia untuk beriman dan beramal saleh, serta masuk ke dalam agama Islam secara keseluruhan (kaffah). Penampilan dan metode dakwah perlu dengan cara yang baik dan tidak boleh bersikap memaksa, sebagaimana firman Allah: Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. (al-Baqarah/2: 256) Dan Allah berfirman: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (an-Nahl/16: 125)
25
Ayat 25
اِنَّ اِلَيْنَآ اِيَابَهُمْ
Inna ilainā iyābahum.
Terjemahan:
Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali.
Tafsir Ayat 25
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. Tidak ada jalan bagi mereka untuk lari daripada-Nya. Dialah yang akan menghisab mereka atas perbuatan yang telah mereka perbuat di dunia dan kemudian menjatuhkan hukuman-Nya. Ayat-ayat ini adalah penghibur hati bagi Nabi Muhammad dan sebagai obat bagi kesedihan dan kepedihan hatinya atas keingkaran orang-orang kafir itu.
26
Ayat 26
ثُمَّ اِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ ࣖ
Ṡumma inna ‘alainā ḥisābahum.
Terjemahan:
Kemudian, sesungguhnya Kamilah yang berhak melakukan hisab (perhitungan) atas mereka.
Tafsir Ayat 26
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. Tidak ada jalan bagi mereka untuk lari daripada-Nya. Dialah yang akan menghisab mereka atas perbuatan yang telah mereka perbuat di dunia dan kemudian menjatuhkan hukuman-Nya. Ayat-ayat ini adalah penghibur hati bagi Nabi Muhammad dan sebagai obat bagi kesedihan dan kepedihan hatinya atas keingkaran orang-orang kafir itu.